Ustadz - Ustadzah Usulkan Pada
Calon Terpilih Untuk Perhatikan
Bidang Keagamaan Di Desa Mekarsari
Tanggal 17 April
sudah berlalu, dengan
kemenangan Pilkades ada
pada salah seorang dari 4 calon
Kades Mekarsari yang sudah
bertandang mencalonkan diri
sebagai pilihan masyarakat Mekarsari.
Kini seorang calon yang
telah lega dengan
hasil perjuangannya karena
lebih dari 30 % dari jumlah pemilih di
Mekarsari telah memilih beliau untuk
tandang sebagai orang
nomor satu di
Mekarsari alias Kepala Desa periode 2016 – 2022.
Visi dan
Misi yang telah
disampaikan pada masa kampanye
yaitu tanggal 11 – 13 April kini
tinggal pelaksanaan yang
telah direkam oleh
masyarakat Mekarsari.Jauh sebelum
masa kampanye, calon
terpilih yaitu Ratam
Suganda, S.Pd pernah bersilaturrahmi ke
salah satu dusun di Mekarsari yang
pada intinya memohon
do’a restu bahwa
beliau akan siap
bertandang di kursi
panas pada tanggal 17
April bersama 3 orang
lawan calon lainnya.
Dalam kesempatan
tersebut salah seorang Ustadz yang berada
di Mekarsari mengusulkan
agar bila nanti terpilih sebagai Kepala Desa,
dimohon agar dapat
memperhatikan pada bidang
keagamaan khususnya yang
berada di Mekarasri...
Kenapa demikian...??
Desa Mekarsari
yang seratus persen
penduduknya beragama Islam, namun
dalam pelaksanaan beberapa
hal sosial masih dinilai
kurang. Salah satunya adalah
bidang Pendidikan Agama bagi
anak-anak. Sampai saat
ini belum ada
perhatian yang serius pada bidang kemadrasahaan. Padahal Madrasah Diniyah
sudah ada di tiap
kampung juga. Tetapi
kenapa pemerintah Mekarsari
yang kini sudah berusia lebih
dari 30 tahun masih “hare-hare bae” pada
pendidikan keagamaan...?
Ustadz itu manusia
sebagaimana layaknya RT dan
RW, Kadus, Staf Desa
dan lainnya. Punya hak
untuk hidup, punya kewajiban untuk memberi
makan keluarganya, menyekolahkan anak-anaknya dan
lainnya.
Jangan ditanya
apa mendidik santri kurang ikhlas,
kuraang ridho...?? sampai
“mengemis” minta – minta
honor ke Kepala
desa ....???
Pada dasarnya
sing RT, RW, Lurah Staf Desa
oge HARUS IKHLAS dalam
hal bekerja mah. Tetapi
kan hal tersebut hubungannnya dengan
hati, yang menilai hanya
Allah SWT. Tetapi kami di
sini berbicara sebagai manusiawi.
Keumuman manusia itu perlu makan,
perlu berpakain dan sebagainya.... Urusan Ikhlas
ridho mengajar itu hanya
Alloh Yang Mahatahu.
Kenapa Desa Mekarsari
sampai tega membiarkan
para ustadz yang telah
berjuang mendidik dan
mencerdaskan anak bangsa
sampai dilupakan....??
Bapak saya
sebagai Ketua RT,
tetapi tiap tahun
ada tunjangannya, (komo
deui staf desa
mah...jangan ditanyaa...!! )
Tapi kapan, iraha Kepala Desa Mekarsari
memanggil para guru
ngaji untuk ngasih uang
kadeudeuh, atau berupa apalah
untuk menyambut Lebaran ...?? NIHIL
PAK...!!!
Kini Calon
Kepala Desa terpilih sudah
ada, tinggal pelaksanaan nanti
setelah dilantik. Kami sebagai
Ustadz-ustadzah bukan “kokoro
mengemis” pada Desa Mekarsari.
Tetapi kami mengetuk
pintu hati Kepala
Desa dan staf yang berada
di Desa Mekarsari agar mau membuka
mata dan hati pada
bidang keagamaan diantaranya
pendidikan Madrasah Diniyah.
Walau Pendidikan ini masih
non formal, belum ada
bantuan pemerintah seperti layaknya
pendidikan formal ; namun
dengan kesadaran dari Fihak
Pemerintah Desa Mekarsari, semoga
dapat berjalan dengan lebih baik
lagi.
Apalagi kini sudah
ada 2 ustadz
yang menjabat sebagai Kepala
Dusun, apa salahnya mereka yang
berdua “teu asa – asa”
mengusulkan nasib para
rekan-rekan ustadz lainnya untuk
lebih DIHARGAI dan DIPERHATIKAN
oleh fihak pemerintah
Desa Mekarsari.
Kepada Bapak
Bupati Ciamis (Kang Iing)
sebagai penasehat di
lingkungan FKDT (Forum Komunikasi
Diniyah Takmiliyah) Kabupaten
Ciamis ; tolonglah
Kang haji Iing, rada
ditoel Kepala Desa na agar Desa
Mekarsari dapat memperhatikan
tentang nasib para
guru ngaji.
Kepada rekan – rekan Ustadz – ustadzah di
Mekarsari, bila ada
usulan, masukan dan
lainnya untuk kemajuan
Pendidikan Keagamaan di
Mekarsari silakan sampaikan
kepada Kordes FKDT Mekarsari, silakan melalui blog ini...
Selamat berjuang.... Pak Kades terpilih... semoga keberkahan
menyertai Desa Mekarsari
beserta warganya..... Amiin yaa Robbal ‘alamiin...**
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !