KAMPUNG ADAT KUTA DI TAMBAKSARI CIAMIS - Hasanah Jaya
Headlines News :
Home » » KAMPUNG ADAT KUTA DI TAMBAKSARI CIAMIS

KAMPUNG ADAT KUTA DI TAMBAKSARI CIAMIS

Written By Unknown on Selasa, 07 Maret 2017 | 03.11


Susana  alam  yang begitu  mempesona,  liku-liku  jalan  yang beraspal  dengan turunan  yang  berbelok – belok  membuat  suasana  semakin  penasaran  untuk datang  ke  tempat  yang  dituju. Sebelumnya  telah  dibayangkan  bahwa  suatu  kampung  adat pasti ada  ke-khasan  tersendiri  sehingga  membuat  para  pendatang  yang  berkunjung  ke daerah  tersebut lebih  penasaran  lagi.
     Sekitar  6  km  dari  ibukota  Kecamatan  Tambaksari  menuju  arah Tenggara dengan  melewati beberapa  perkampungan  dan daerah  kehutanan  maka  kita  sampai di  Kampung  adat  Kuta  yang  berlokasi  di Desa  Karangpaningal  Kecamatan  Tambaksari  Kabupaten  Ciamis.
    Daerah  ini berada di ujung  Jawa Barat. Setelah  hutan "Leuweung Geude"   ke  sanahnya  sungai  Cijolang  yang memisahkan Jawa Barat  dan Jawa Tengah.
         Keadaan  alamnya  sangatlah segar, jauh  dari keramaian, masyarakat  yang sopan  santun membuat  orang  yang  datang merasa betah  melihat – lihat  keadaan  daerah  adat  ini.  Rumah – rumah  penduduk  yang  masih mengikuti  adat  diantaranya  rumah yang  tiada  beratap  dengan memakai genting  dari  tanah,  tetapi menggunakan  bahan dari  daun kiray  dan ijuk  dari  pohon  enau.  Pemakaian  daun  kiray  ini  menurut  salah seorang  warga  bisa  bertahan lebih  dari 5 tahun,  apalagi  bila di buat  ijuk  bisa mencapai 25  tahun.  Itulah  keunikannya  rumah  adat Kuta  yang  rata – rata  berbentuk  panggung,  sehingga  aman dari gangguan  binatang melata. Juga  kondisi  panggung  seperti  ini menurut  para  ahli  adalah ilmiah. Aman  bila  terjadi  goyangan  gempa.
Banyak  larangan – larangan yang dijadikan  adat  di  kampung  Kuta  ini.  Terutama  untuk  menjaga  kelestarian  alam.  Sehingga  pantaslah Kampung  Adat  Kuta  ini  beberapa  kali mendapat  penghargaan  dari  Negara dalam  pelestarian  alamnya.  
Air  yang  berada  di  pegunungan  sangatlah  aman  untuk  dikonsumsi  karena belum tercemar  dengan  bahan – bahan kimia  seperti  halnya daerah  lain. Apalagi limbah – limbah yang berbahaya  untuk  kesehatan.  Jangankan memakai  bahan  kimia,  kencing  atau buang air  besar  di  gunung pun  dilarang. Maka  pantaslah keadaan  alam yang  begitu asri  sehingga tumbuhan pun  tumbuh  dengan  subur,  air mengalir  dengan  jernihnya,  tanaman  masyarakat pun  tumbuh  dengan  subur  baik  di sawah  atau  lainnya. Larangan  menangkap  burung  pun  berlaku  di  daerah  ini.  Maka bila  masuk daerah ini jangan coba-coba  membawa  senjata seperti  senapan  angin atau  alat pemburu  lainnya.
       Bila kita yang sudah berusia 40 tahun ke atas, memasuki daerah Adat Kuta  ini  rasanya  mengingatkan  kita  semasa  tahun 70 an  yang  lalu.  Sebab di  daerah  Tambaksari pada tahun – tahun pra kemerdekaan bahkan beberapa tahun  menjelang  Proklamasi  kemerdekaan ;  rumah – rumah  penduduk masih banyak  terbuat  dari kayu dan bambu yang berbentuk  panggung.  Hanya  saja atapnya sudah  banyak menggunakan genting  dari  tanah.   Itupun  genting  yang  dibuat  dengan  tradisional, dan  diangkut  dengan cara  “ditanggung”  (dipikul)  dengan  jarak cukup  jauh beberapa puluh  kilometer.
     Daerah  adat Kuta  ini  tidak  tertindih  dengan keadaan zaman  yang  sudah  banyak  berubah khususnya  di  daerah  Tambaksari. Daerah  ini memegang  teguh  tradisi  dari leluhur  mereka  termasuk  bentuk  rumah  tempat  tinggal.   Namun walau  demikian  keadaan zaman pada era elektronik seperti  sekarang,  bisa  diterima  oleh  masyarakat  Kuta. Contoh  televisi, listrik,  telefon  dan  lainnya banyak  dipergunakan. Apalagi  era internet ini,  kini  sudah  ada  Blognya   di  internet  tentang  Kampung  Adat  Kuta.
Shoting  dan foto – foto  sekitar  kampung  adat  atau  di  hutan  Kuta   diperbolehkan. Walaupun  masuk  ke  hutan  kuta “wayahna”  jangan  memakai alas  kaki  apapun.  Pakaian  jangan memakai  pakaian  Dinas. Begitu pula  jangan mengambil kayu bakar  apalagi menebang pohon  walau itu pohon  kecil..  Masuk ke hutan kuta hanya  diperbolehkan 2 hari  dalam  seminggu,  yaitu  hari Senin  dan hari  Jum’at.  Hari – hari  yang  lainnya tidak boleh.

Bisa  dibayangkan   memang  beberapa larangan  yang berlaku di daerah ini, sehingga  membuat  lestarinya hutan di  daerah Kuta  ini. -- (Azkos - HJ) 




Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Hasanah Jaya - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Adiknya