Berita ini adalah sebagai nostalgia sewaktu Porsadin ke-2 di Bogor pada bulan November 2012 yang lalu. Hasanah Jaya pada waktu itu ikut mengantar kafilah Ciamis yang banyak liku-liku cerita dan pengalaman. Inilah pemaparan Reporter Hasanah yang membahas seputar Beladiri.
Suatu hal yang menarik dalam PORSADIN-II di Bogor pada Upacara Pembukaan di Lapangan Tegar Beriman Bogor ; yaitu dengan hadirnya kontingen Majalengka yang menggelar atraksi Seni Bela Diri Pencak Silat yang dimainkan oleh para santri dari Kabupaten Majalengka.
Ini suatu hal yang unik karena Pencak Silat adalah suatu budaya asli bangsa Indonesia yang perlu dilestarikan.
Sebagaimana pada PORSADIN-I di Sumedang tahun 2010, diadakan pula pentas “SILAT DZIKIR” yang menggambarkan kepasrahan kepada sang Kholiq yang Maha Gagah. Walau pada lahiriyahnya pencak Silat adalah permainan saling menyerang dan membela diri, tetapi harus disadari bahwa itu hanya ikhtiar kita untuk membela diri, sedangkan yang paling penting adalah kepasrahan kepada sang Kholik yang Maha Gagah Perkasa. Kita sebagai makhluk tak pantas untuk menyombongkan diri.
Inilah yang perlu ditanamkan kepada para santri diniyah bahwa manusia hanyalah berikhtiar dan hasilnya serahkan kepada Allah yang Maha Gagah Perkasa. Banyak anak-anak yang sering menonton film-film ramboo, supermen atau lainnya yang sepertinya dunia bisa dikuasainya. Maka kalau tidak diarahkan ke jalan yang benar, anak-anak kita takutnya menjadi manusia yang angkuh nan sombong.
Maka untuk PORSDIN-III di Tasikmalaya tahun 2014, mata lomba pun rencananya akan ditambah dengan Pencak Silat. Maka alangkah baiknya di Madrasah Diniyah sebagai “pelepas lelah” sehabis mengaji atau bidang ekstrakurikuler diajarkan pula pencak silat. Tentunya tidak sembarangan guru yang mengajar, tetapi yang sudah terlatih dan bisa mengarahkan anak-anak ke ajang yang positif. ***
(azkos-HJ)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !