BETULKAH MASYARAKAT DESA MUDAH DIPENGARUHI ??
Waktu yang dinanti-nanti untuk pemilihan kepala daerah alias PILKADA telah berlalu. Kini tinggal menentukan dan menunggu bagaimana langkah kerja selanjutnya dalam rangka mengurus dan mengolah Jabar yang dinantikan kesejahteraannya oleh seluruh rakyat Jawa Barat.
Hari-hari menjelang pemilihan memang banyak ragamnya dari mulai sosialisasi kepada masyarakat, kampanye, tatacara pemilihan sampai dengan masalah yang sudah menjadi ‘adat’ di masyarakat yaitu tentang pemilihan calon. Kenapa disebut adat…? Memang masyarakat di pedesaan sosialnya lebih tinggi dibanding daerah kota. Hal ini sudah menjadi fakta yang nyata dan bukan basa-basi lagi. Beberapa tahun ke belakang ada seorang pemimpin daerah yang datang ke suatu desa. Pemimpin tersebut memberikan secara gratis kepada siapa saja yang mau bahkan samapai “paboro-boro” untuk mendapatkan pangasih dari Bapak pimpinan tersebut. Beberapa lama kemudian bapa pimpinan tersebut mencalonkan diri lagi menjadi pimpinan daerah itu. Bagaimana reaksi masyarakat yang pernah “diberi” oleh pimpinan tadi ?? Dijawab dengan mulus bahwa sembilan puluh sembilan persen rakyat desa tersebut memberikan suara kepada dia.
Memang kampanye kepada rakyat kecil di pedesaan mungkin bisa disebut mudah. Tinggal berlomba-lomba dalam memberikan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat desa tersebut.
Seperti halnya dalam Pilkada yang baru lalu, rakyat di pedesaan Jawa Barat masih banyak yang terpengaruh oleh rayuan para simpatisan yang memberikan berbagai janji bahkan materi pun ada yang menerima. Walau mungkin saja dalam perundang-undangan atau peraturan kampanye tidak boleh hal seperti itu dilakukan. Tapi saking ingin merebut hati rakyat ; kadang “cara” kampanye kepada rakyat desa apalagi (maaf-maaf) yang masih banyak “ nu tuturut munding” mereka lakukan juga.
Rakyat di pedesaan belum banyak mengenal karakter, apalagi visi misi yang akan dilaksanakan bila para calon nanti ditakdirkan menjadi pimpinan di Propinsi alias Gubernur. Walau berbagai baliho, atau selebaran banyak disebar atau dipampang di tempat-tempat terbukapun ; rakyat jarang memperhatikan tulisan-tulisan tersebut. Tapi mereka yang diturut justeru “pangajak” dari seseorang simpatisan (kader, tim sukses) yang langsung datang ke rumah atau ke suatu tempat seperti tempat kumpul-kumpul di warung, pos kamling, tempat arisan, tempat kerjabakti, dan lainnya. Kesempatan inilah yang dipergunakan sebaik-baiknya oleh paratim sukses untuk merayu hati rakyat.
Memang strategis juga, seperti tadi dikatakan bahwa kadang rakyat di pedesaan masih banyak “tuturut munding” sehingga kalau yang lain mengatakan mau milih si anu, otomatis mereka juga mengikutinya.
Kenapa kami menulis tulisan seperti ini .? Ya memang kenyataan, kami yang berdiam diri di pedesaan mengalami hal ini.
Memang ujung-ujungnya semua juga “nanglu” alias milu kanu meunang. Siapa saja yang ditakdirkan menjadi pimpinan di Jawa Barat tentu semua menerima karena kita hanyalah berusaha dan Allah swt yang menentukan nasib seseorang….
Selamat kepada calon pemimpin terpilih semoga Anda dapat mengemban amanat. Kepercayaan yang anda emban memang berat untuk dilaksanakan, tak semudah membalikkan tangan. Semua menunggu keadilan Anda sebagai orang nomor satu di Jawa Barat. Silakan anda bekerja sebaik-baiknya ; tanggung jawab Anda bukan sekedar dihadapan DPR atau rakyat saja, tetapi yang paling utama dihadapan Allah swt. Jangan merasa gengsi bila Aanda turun langsung dengan rakyat kecil ; lihatlah figur para kholifah rosyidin ; mereka tak berani makan bila rakyat mereka belum makan. Bujeng-bujeng korupsi, memakai setetes cahayapun dari milik Negara untuk kepentingan pribadinya mereka tak berani.
Selamat berjuang mengemban amanat semoga Jawa Barat mendapat berkah dari Allah Swt…. Amiin. (elga)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !