Sejak beberapa ratus tahun yang lalu, nama Rancah sudah dikenal orang baik yang intern pulau Jawa atau luar Jawa. Ini menunjukkan bahwa yang namanya Rancah sudah dikenal oleh khalayak ke manapun juga. Menurut suatu riwayat bahwa Rancah lebih tua daripada Ciamis. Memang pernyataan tersebut dapat dibuktikan kebenarannya karena namanya Ciamis baru muncul sekitar tahun 1915, yang sebelumnya bernama Kabupaten Galuh. Banyak yang menyayangkan dengan adanya nama "Galuh" diganti menjadi Ciamis. Padahal sampai kini nama Galuh banyak dipakai di beberapa hal dari mulai nama orang, nama toko, jalan, universitas dan sebagainya. Ini membuktikan bahwa kecintaan masyarakat akan "lemah cai" nya begitu tingginya. Sehingga bila kita berada di daerah manapun juga dan mendengar kata Galuh, sudah barang tentu berhubungan dengan Ciamis. Contoh ada beberapa putra daerah yang berdiam di Jakarta menamakan dirinya "Putra Galuh". Nama anak kesayangan karena bapaknya orang Ciamis, maka diberi nama "Galuh" walau berdiam diri di luar Jawa Barat. Dan lain-lain nama Galuh sebagai nama kesayangan atau kecintaan akan daerah sendiri.
Ketika zaman kerajaan daerah Rancah ada dibawah kekuasaan Pemerintah
Kerajaan Galuh. Banyak cerita yang menceritakan tentang Galuh. Para seniman banyak menciptakan lagu-lagu yang berhubungan dengan keindahan tanah air ini.
Kini daerah Rancah sudah banyak berubah terutama dalam sosial ekonomi. Di daerah Rancah kini sudah banyak bank-bank yang merupakan cabang dari daerah lain. Ini menunjukkan bahwa perputaraan uang di daerah Rancah sudah lebih banyak dibanding daerah lain di Ciamis Utara. Keadaan pasar Rancah yang kini semakin diburu orang dari berbagai pelosok, baik Jawa Barat atau Jawa Tengah. Banyak para pengusaha yang mengadu nasib ke kota Rancah ini sehingga berhasil. Keadaan terminal juga kini diperluas dengan kios-kios yang dibangun di sekitar terminal baru ini. Sarana transportasi Rancah Banjar yang dahulu "matak wegah" kini sudah dibangun dengan jalan hotmix, sehingga kendaraan makin ramai melalui jalur Cisaga.
Bagi yang berjiwa bisnis mungkin tidak begitu saja melupakan Rancah. Kini toko-toko yang bisa disebut "serba ada" sudah mulai ada walau belum menyamai seperti kota besar. Namun ukuran untuk masyarakat daerah, toko seperti itu sudah lebih dari cukup.
Semoga Rancah terus maju dengan ekonominya. Selain itu yang tak kalah pentingnya dan sangat perlu diperhatikan bahwa Rancah adalah daerah agamis. Banyak lembaga pendidikan keagamaan seperti Pesantren yang berdiri di Rancah. Hal ini harus menjadi perhatian masyarakat bahwa Rancah maju bukan bidang ekonomi saja, tetapi bidang keagamaan pun harus diperhatikan. Semoga keberkahan menyertai masyarakat dan daerah Rancah. ** (Azkos-HJ)
Ket. Foto :
Atas : SMKN 1 Rancah Bawah : Mesjid Agung Baiturrohman di tengah kota Rancah
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !