Catatan Ringan dari Kota Tasik
Sudah menjadi tradisi dan fitrah manusia bahwa di dalam jiwa manusia terdapat
nafsu. Nafsu menurut yang dipaparkan dalam suatu kitab yang sering kita baca di
Pesantren atau waktu kita mengaji di surau dahulu bahwa nafsu terdapat 7 macam
tingkatan. Dari ketujuh nafsu tersebut yang paling berbahaya adalah nafsu Amarah.
Nafsu ini terdapat di
tengah-tengah dada manusia dan mempunyai beberapa sifat / watak
dari nafsu ini daintaranya, marah, hasud hiri dan dengki.
Nafsu manusia sebagai
yang kita rasakan sering timbul akibat
dari beberapa hal yang
membangkitan bangunnya nafsu. Ada kalanya dari perasaan seperti merasa iri atau
merasa diri kalah oleh orang lain. Kalah
di sini ada beberapa macam seperti
keduluan orang lain mempunyai sesuatu, sehingga timbul lah rasa untuk “nurutan” seperti yang dilihatnya. Istilah dalam bahasa Sunda “boga kahayang” alias “panasan”.
Seseorang bisa saja
membuat rekayasa untuk menjatuhkan lawannya dengan berbagai cara.
Contohnya si A dan si B membuka suatu usaha. Usaha si A lebih maju sehingga
melebihi usaha si B. Karena punya nafsu dan tidak bisa mengendalikannnya, maka si B membuat
rekayasa sedemikian rupa agar
orang-orang percaya pada ucapannya untuk menjatuhkan si A. Tak segan-segan untuk menyebar fitnah
dengan perbuatan yang dia sendiri ikut berperan di dalamnya.
Contoh lain masih banyak. Kadang seorang wanita yang ditolak
cintanya malah menyebar fitnah bahwa dia
pernah diajak begini dan begitu oleh lawan jenisnya. Ini saking kesalnya dia sebagai wanita tiada dilayani. Namanya
mulut kalau dalam Sunda
“Dasar letah teu tulangan, biwir
teu diwengku” berbicara itu
seenaknya saja. Namanya “beja” (warta,
berita) dari satu mili sampai sesenti,
semeter terus berlanjut dengan bumbu-bumbu
manis bibir manusia.
Padahal kalau
diresapi dan ditelaah dalam-dalam, apa gunanya menuduh orang sembarangan ?
Mungkin saking kesalnya dia sendiri yang ikut sebagai peran di dalamnya. Contohnya dulu juga dia pernah bersama saya bersama-sama
satu motor..... Orang bisa
otomatis percaya karena pelakunya sendiri
yang lagi beraksi ngomong. Walau omongannya tersebut
hanya rekayasa. Memang betul si A
pergi bersama dia satu motor
berdua. Nah dari pengalaman dia bisa dibumbui dengan
kata-kata yang membuat kesal
terhadap lawan jenis yang menolak dia.
Puguh-puguh mah naik motor
hanya mengantar biasa-biasa
saja, tetapi dibumbui oleh wanita
itu dengan jalan-jalan, shoping-shoping, pergi ke hotel dan sebagainya.
Di sinilah perlunya
kesabaran, kepasrahan kepada Sang Maha Mengetahui. Orang tak akan percaya begitu saja
walau bersumpah dengan nama Allah juga. Bahkan malah melecehkan....
disebutnya hanya suara ngerebek, atau
suara orang yang lieur, buaya, nu
gelo dan
sebagainya. Na’udzu billah....
Masalah ini memang benar benar benar berat bagi yang
mengalami tertuduh... orangtua yang
sudah susah susah membesarkan anak nya dengan penuh kasih sayang, tetapi kali
ini anak nya di injak injak oleh orang lain, padahal orang yang mereka injak
injak itu salah !!! mereka sudah melakukan hal yang salah !!!
Sampai sekarang kadang masih tidak mengerti jalan pikiran mereka seperti apa... yang jelas, mereka begitu yakinnya, sampai sampai dengan mudah nya mereka menyangka yang lain-lain... Astagfirullah... **
Priangan, 24 Mei 2014
Ilustrasi Foto : dari Google
Sampai sekarang kadang masih tidak mengerti jalan pikiran mereka seperti apa... yang jelas, mereka begitu yakinnya, sampai sampai dengan mudah nya mereka menyangka yang lain-lain... Astagfirullah... **
Priangan, 24 Mei 2014
Ilustrasi Foto : dari Google
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !