KELAS IX TAMPIL
SEBAGAI PENGANTIN SAMEN
PADA UPACARA PELEPASAN DI SMPN 4 RANCAH
Suasana ceria bercampur sedih
menjadi satu diantara yang
akan pergi dan yang ditinggalkan.
Keceriaanpun terlihat dari
para siswa-siswi SMPN 4 Rancah
yang melangsungkan acara syukuran
kelulusan kelas IX dan kenaikan kelas
VII danVIII. Para siswa yang
terlibat dalam acara mulai sibuk dengan tugasnya masing – masing dari mulai seksi konsumsi
sampai dengan seksi acara terus
bekerja dengan harapan susksesnya acara ini. Acara yang melibatkan semua
fihak merupakan acara tahunan yang
digelar di SMPN 4 Rancah.
Acara
pelepasan kelas IX dan kenaikan
ini sering disebut dengan “Samen”.
Sejak dahulu kata ini pasti terdapat di sekolah ataupun di madrasah.
Acara
samen tahun ini berlangsung hari
Sabtu tanggal 13 Juni 2015 dengan menampilkan berbagai acara yang
dipentaskan oleh siswa-siswi SMPN
4 Rancah. Mereka jauh-jauh hari telah
berlatih untuk memeriahkan acara samen tahun ini. Para undangan berdatangan dari mulai orang tua siswa kelas IX, unsur pemerintahan dan
komite sekolah.
Acara mulai dibuka sekitar pukul delapan lebih
dengan protokol 2 orang siswi
memakai bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris. Ini salah satu keberhasilan pendidikan di SMPN 4 ini
dengan protokol membacakan acara
dengan berbahasa Inggris. Acara
pertama pembacaan ayat suci Al-Qur’an, selanjutnya sholawat,
penyampaian laporan dan beberapa
sambutan.
Dalam acara samen tahun
ini dipentaskan pula upacara adat Sunda. Dalam Budaya Sunda sudah
menjadi kebiasaan menampilkan upacara
adat dalam pesta pernikahan. Ada
paman lengser, ada
pamayang dan sebagainya. Begitu
pula dalam upacara pelepasan juga ditampilkan
mirip dalam upacara pernikahan. Namun sebagai “pengantin”
adalah kelas IX yang akan
meninggalkan sekolah. Meninggalkan sekolah
dalam arti melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi lagi.
Sebab status guru dan murid masih
terikat. Murid tak boleh menyebut “bekas” (urut- Sunda) kepada sang
guru. Walau sudah bergelar apapun
tetap itu adalah muridnya
guru.
Pengantin yang tampil
adalah 2 orang siswa-siswi
sebagai perwakilan kelas IX.
Mereka layaknya sang pengantin yang dipayungi, dipapag lengser dan memohon do’a
restu kepada bapak dan ibu guru akan melanjutkan pendidikan dengan
berpindah tempat ke jenjang yang lebih tinggi baik di SMA atau
SMK atau Madrasah ‘aliyah.
Sebab di daerah Rancah
sudah ada beberapa lembaga tingkat menengah atas yaitu SMA, SMK dan MA.
Semua
kelas IX naik ke panggung bermushofahah
dengan semua staf guru, TU,
kepala sekolah dan juga komite sekolah. Sebelumnya Kepala
Sekolah dan Ketua Komite “serah terima”
anak didik. Kini fihak
sekolah telah melaksanakan kewajibannya mendidik
putra-putri dan diserahkan lagi
kepada orang tuanya yang diwakili
oleh Komite sekolah. Komite
menerima penyerahan dari fihak sekolah
dan berharap bisa melanjutkan lagi pendidikan sebagaimana aturan
wajib belajar 12 tahun.
Kepala Sekolah SMPN 4 Rancah adalah Dodo Suryaman, S.Pd, M.Pd sedangkan Ketua Komite Sekolah adalah Rosad
Setiawan. Keduanya saling peduli akan kemajuan pendidikan putra-putri bangsa
ini. Semoga siswa – siswi menjadi manusia yang berguna bagi nusa bangsa dan agama serta beriman dan bertaqwa...** (aaazkos-HJ)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !