MAMAN SEBAGAI JUARA KE-1 FESTIVAL LAYANG – LAYANG GROUP BOMBER
Sesuatu yang
beranjak dari hoby atau
kegemaran pada sesuatu hal akan membuahkan hasil
jika ditekuni dan dikerjakan dengan
sungguh-sungguh. Walaupun hal
tersebut terlihat sepele
dan kekanak-kanakan namun dalam hal hoby
tiada mengenal usia. Seperti
halnya dengan layang-layang. Yang namanya
layang– layang bukan di
negara kita saja
dikenalnya namun di manapun
orang sudah tak
asing lagi dengan yang
namanya layang-layang terlepas dari bentuk dan modelnya.
Maman salah seorang peserta berasal dari Desa
Cisontrol tepatnya di Dusun Kertajaga telah berhasil memboyong
hadiah beserta piala sebagai
juara ke-1 dari Festival Layang-layang
kategori layangan hias yang
diselenggarakan oleh Group Bomber (para
supporter Persib). Acara Festival tersebut diselenggarakan di Lapang Desa Cileungsir beberapa waktu lalu dengan para
peserta yang berdatangan dari beberapa daerah sekitar Ciamis Utara.
Maman yang sudah
tak asing lagi
dengan hasil karyanya yang banyak
diminati oleh anak-anak
dan dewasa. Dia biasa
membuat berbagai variasi layang-layang yang unik
dan menarik. Banyak nama layang-layang yang sering dipakai
di pedesaan seperti kakapalan
(bentuk menyerupai kapal terbang), lalaukan (menyerupaik ikan); kukulkasan (seperti kulkas) ; jajalmaan,
bebecaan, kakalongan, aanderokan,
sasawangan dan lain-lain.
Sebagai seniman, Maman
banyak berkelana ke daerah-daerah
wisata termasuk Pangandaran yang sudah
terkenal sering diadakannya
Festival Layang-layang internasional. Dari hasil
pengalamannya ke berbagai
daerah ini, Maman bisa berkarya sehingga
hasil karyanya banyak diminati
oleh anak-anak dan
dewasa termasuk dalam perlombaan layang-layang di
Desa Cileungsir tersebut.
Layang-layang
yang diikutsertakan dalam perlombaan tersebut diberi
nama “LAYANGAN NAGA”. Ini sesuai
bentuknya yang menyerupai naga. Maman menjelaskan bahwa penilaian yang
dilakukan oleh Panitia
adalah dari bentuk
layang-layang sebelum diterbangkan.
Selanjutnya setelah diterbangkan
diberi lagi nilai. Maka nilai akhir
adalah hasil dari penilaian sebelum
penerbangan ditambah nilai
ketika penerbangan.
Perlombaan
semacam ini sangat menarik masyarakat.
Apalagi bila dilaksanakan
di bulan Ramadhan waktunya
sore hari sambil “ngabuburit”. Setelah
cape kerja juga beristirahat alangkah baiknya menyaksikan pertandingan
layang-layang dengan pesona
berbagai bentuk
layang-layang yang menari ditiup angin
di angkasa indah. Bisa sambil bertafakur atas
kekuasan Sang Maha Pencipta yang telah menciptakan alam
ini dengan indahnya.
Layang-layang
tentu mengingatkan kita akan masa kecil dahulu.
Masa-masa kanak-kanak kita
banyak dilalui dengan permainan layang-layang. Baik
itu buatan sendiri
ataupun hasil orang tua
atau juga membeli dari orang
lain. Maka tak aneh
jika hoby main
layang-layang walaupun sampai dewasa masih tertanam di diri.
Banyak yang bisa
diambil hikmah dari hoby
layang-layang ini. Seperti
bisa bertafakur akan keindahan alam
yang diciptakan Allah
Swt. Selain itu
memanjangkan tali silaturrahmi antar sesama umat. Karena dengan
banyak lawatan main layangan bersama ke daerah lain bisa saling
mengenal dan berjumpa dengan saudara
yang jauh. Selain itu pula mempertahankan budaya daerah
kita. Walau kini
sudah era teknologi
canggih, namun layang-layang bisa memperlihatkan ciri khas
tersendiri. ** (Azkos-HJ)
Ket Foto :
Atas : Redaktur
HJ sedang bersama Maman (kiri) dengan piala dan piagamnya sebagai
juara ke-1. Layang layang bentuk kakapalan mini dengan harga yang lumayan.
juara ke-1. Layang layang bentuk kakapalan mini dengan harga yang lumayan.
Bawah : Salah satu
karya Maman yaitu “kakapalan”
raksasa yang bisa diterbangkan
dengan tali nilon dan diberi suara hatong atau bisa dengan peteng dan baling-baling.
dengan tali nilon dan diberi suara hatong atau bisa dengan peteng dan baling-baling.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !